Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah). Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara.
Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat melek huruf yang rendah, pemerataan pendidikan yang rendah, serta standar proses pendidikan yang relatif kurang memenuhi syarat.
contoh makalah ekonomi
Padahal kita tahu, bahwa pendidikan merupakan suatu pintu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikanmultiplier efect terhadap pembangunan suatu negara, khsususnya pembangunan bidang ekonomi.
Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya manusia yang harus lebih diprioritaskan sejajar dengan investasi modal fisik karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Di mana nilai balik dari investasi pendidikan (return on investment = ROI) tidak dapat langsung dinikmati oleh investor saat ini, melainkan akan dinikmati di masa yang akan datang.
contoh makalah ekonomi
Mengingat modal fisik, tenaga kerja (SDM), dan kemajuan teknologi adalah tiga faktor pokok masukan (input) dalam produksi pendapatan nasional. Maka semakin besar jumlah tenaga kerja (yang berarti laju pertumbuhan penduduk tinggi) semakin besar pendapatan nasional dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi. Pertanyaannya, apakah ada pengaruh pendidikan terhadap petumbuhan ekonomi? Bagaimana cara pendidikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan bagaimana kondisi atau realitas di Indonesia?
contoh makalah ekonomi
kamu bisa download di sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-ekonomi-pendidikan-dan.html
CONTOH MAKALAH KIMIA, CONTOH MAKALAH, MAKALAH PENDIDIKAN, MAKALAH EKONOMI, MAKALAH ILMU SOSIAL, MAKALAH BAHASA INDONESIA, MAKALAH BAHASA INGGRIS, MAKALAH KEWARGANEGARAAN, MAKALAH SENI BUDAYA, MAKALAH SISTEM INFORMASI
Kamis, 28 Februari 2013
Contoh Makalah Bahasa Indonesia Untuk SMA
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi telah menjadi pemicu terhadap upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah. Upaya untuk melepaskan diri dari kungkungan pembelajaran konvensional yang memaksa anak untuk mengikuti pembelajaran yang tidak menarik, dan membosankan.
Kondisi sekolah, senantiasa dituntut untuk terus-menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sehingga sekolah yang tetap berkutat pada instruksional kurikulum hanya akan membuat peserta didik gagap melihat realitas yang mengepungnya.
Pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia pendidikan (persekolahan) sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya secara optimal, dan nantinya mampu berinteraksi ke tangah-tengah masyarakatnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu untuk memiliki teknologi penunjang sehingga bisa menjadikannya sebagai media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan mampu mengembangkan kecakapan personal secara optimal, baik kecakapan, kognitif, afektif, psikomotrik, emosional dan spiritualnya.
1.2 Identifikasi
Tidak adanya motivasi mengakibatkan munculnya kebosanan akibat pembelajaran yang saat ini terkesan monoton. Sehingga tercipta metode belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan adanya ruang multimedia yang digunakan sebagai fasilitas pembelajaran, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan rendahnya motivasi dan terbatasnya fasilitas dapat mengakibatkan lambannya peningkatan mutu pendidikan.
1.3 Rumusan masalah
Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam bidang studi atau keterampilan tertentu. Pengetahuan itu bisa diperoleh dengan berbagai cara, namun apapun cara yang dilakukan oleh guru atau pembimbing tidak lain hanyalah untuk "membelajarkan siswa" baik di dalam maupun di luar kelas. Guru perlu cara yang mampu menggugah motivasi siswa untuk belajar, karena guru dewasa ini bukanlah satu-satunya objek pembelajaran, namun perannya lebih besar sebagai mediator transfer ilmu. Berkaca dari realita yang ada di masyarakat umum, sebagian anak perlu diperintah untuk belajar dan lebih suka menonton televisi. Jawabannya karena motivasi. Penyajian materi yang disajikan melalui televisi lebih menarik daripada penyajian materi di dalam kelas oleh guru. Penggunaan ruang multimedia merupakan pilihan yang sangat populer saat ini sebagai wujud implementasi e-learning. Guru menggunakan fasilitas komputer/laptop dan LCD sebagai alat bantu untuk melaksanakan pembelajaran dan menyampaikan materi di kelas. Materi disusun dalam format presentasi atau menggunakan pemutaran video yang berkaitan dengan materi.
Perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi telah memberikan pergeseran dalam pembelajaran, misalnya interaksi guru dan siswa tidak harus dilaksanakan dengan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media yang tersedia dalam laboratorium multimedia. Perubahan demi perubahan, khususnya dalam bidang teknologi informasi telah mengantarkan manusia memasuki era digital.
Ruang multimedia yang dimaksudkan oleh penulis adalah ruangan yang didalamnya terdapat beberapa komputer yang cukup representatif untuk seluruh siswa dalam satu kelas dan sudah disetting dengan LAN (Lokal Area Network), LCD untuk menayangkan presentasi guru, headphone di tiap komputer untuk mendengarkan suara guru dari komputer induk (server), mikrophone dan sound sistem yang berfungsi sebagai pengeras suara sehingga dapat terdengar oleh seluruh siswa dalam kelas, sambungan internet, printer dan AC (Air Conditioning) jika memungkinkan. Untuk ini memang dibutuhkan investasi awal yang cukup besar baik dari penyediaan sarana komputer/laptop, LCD, headphone dan lain-lain, beban operasional yang semakin besar serta biaya perawatan yang juga mahal. Selain itu dibutuhkan kemauan serta kemampuan dari para tenaga pendidikan untuk melakukan renovasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang berbasis ICT (Information Cmunication Technologi) juga siswa sebagai subjek pembelajar yang mampu/terampil menggunakan sarana yang tersedia. Ruang multimedia dapat digunakan untuk semua bidang studi baik untuk menyampaikan materi melalui audio-visual (layar LCD), audio saja (headphone) yang biasanya digunakan untuk program bahasa, menyampaikan tugas/ulangan kepada siswa. Mengakses materi pelajaran melalui internet atau chating dengan siswa lain di dalam ruangan itu yang tentunya lebih menarik bagi siswa dan lebih memudahkan bagi guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
1.4 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat penulis ditujukan untuk :
1. Memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology)
3. Memberikan pilihan metode baru bagi pengajar dalam menyampaikan materi.
sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-bahasa-indonesia-untuk.html
Perkembangan teknologi informasi telah menjadi pemicu terhadap upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah. Upaya untuk melepaskan diri dari kungkungan pembelajaran konvensional yang memaksa anak untuk mengikuti pembelajaran yang tidak menarik, dan membosankan.
Kondisi sekolah, senantiasa dituntut untuk terus-menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sehingga sekolah yang tetap berkutat pada instruksional kurikulum hanya akan membuat peserta didik gagap melihat realitas yang mengepungnya.
Pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia pendidikan (persekolahan) sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya secara optimal, dan nantinya mampu berinteraksi ke tangah-tengah masyarakatnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu untuk memiliki teknologi penunjang sehingga bisa menjadikannya sebagai media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan mampu mengembangkan kecakapan personal secara optimal, baik kecakapan, kognitif, afektif, psikomotrik, emosional dan spiritualnya.
1.2 Identifikasi
Tidak adanya motivasi mengakibatkan munculnya kebosanan akibat pembelajaran yang saat ini terkesan monoton. Sehingga tercipta metode belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan adanya ruang multimedia yang digunakan sebagai fasilitas pembelajaran, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan rendahnya motivasi dan terbatasnya fasilitas dapat mengakibatkan lambannya peningkatan mutu pendidikan.
1.3 Rumusan masalah
Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam bidang studi atau keterampilan tertentu. Pengetahuan itu bisa diperoleh dengan berbagai cara, namun apapun cara yang dilakukan oleh guru atau pembimbing tidak lain hanyalah untuk "membelajarkan siswa" baik di dalam maupun di luar kelas. Guru perlu cara yang mampu menggugah motivasi siswa untuk belajar, karena guru dewasa ini bukanlah satu-satunya objek pembelajaran, namun perannya lebih besar sebagai mediator transfer ilmu. Berkaca dari realita yang ada di masyarakat umum, sebagian anak perlu diperintah untuk belajar dan lebih suka menonton televisi. Jawabannya karena motivasi. Penyajian materi yang disajikan melalui televisi lebih menarik daripada penyajian materi di dalam kelas oleh guru. Penggunaan ruang multimedia merupakan pilihan yang sangat populer saat ini sebagai wujud implementasi e-learning. Guru menggunakan fasilitas komputer/laptop dan LCD sebagai alat bantu untuk melaksanakan pembelajaran dan menyampaikan materi di kelas. Materi disusun dalam format presentasi atau menggunakan pemutaran video yang berkaitan dengan materi.
Perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi telah memberikan pergeseran dalam pembelajaran, misalnya interaksi guru dan siswa tidak harus dilaksanakan dengan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media yang tersedia dalam laboratorium multimedia. Perubahan demi perubahan, khususnya dalam bidang teknologi informasi telah mengantarkan manusia memasuki era digital.
Ruang multimedia yang dimaksudkan oleh penulis adalah ruangan yang didalamnya terdapat beberapa komputer yang cukup representatif untuk seluruh siswa dalam satu kelas dan sudah disetting dengan LAN (Lokal Area Network), LCD untuk menayangkan presentasi guru, headphone di tiap komputer untuk mendengarkan suara guru dari komputer induk (server), mikrophone dan sound sistem yang berfungsi sebagai pengeras suara sehingga dapat terdengar oleh seluruh siswa dalam kelas, sambungan internet, printer dan AC (Air Conditioning) jika memungkinkan. Untuk ini memang dibutuhkan investasi awal yang cukup besar baik dari penyediaan sarana komputer/laptop, LCD, headphone dan lain-lain, beban operasional yang semakin besar serta biaya perawatan yang juga mahal. Selain itu dibutuhkan kemauan serta kemampuan dari para tenaga pendidikan untuk melakukan renovasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang berbasis ICT (Information Cmunication Technologi) juga siswa sebagai subjek pembelajar yang mampu/terampil menggunakan sarana yang tersedia. Ruang multimedia dapat digunakan untuk semua bidang studi baik untuk menyampaikan materi melalui audio-visual (layar LCD), audio saja (headphone) yang biasanya digunakan untuk program bahasa, menyampaikan tugas/ulangan kepada siswa. Mengakses materi pelajaran melalui internet atau chating dengan siswa lain di dalam ruangan itu yang tentunya lebih menarik bagi siswa dan lebih memudahkan bagi guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
1.4 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat penulis ditujukan untuk :
1. Memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology)
3. Memberikan pilihan metode baru bagi pengajar dalam menyampaikan materi.
sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-bahasa-indonesia-untuk.html
Contoh Daftar Pustaka
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi telah menjadi pemicu terhadap upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah. Upaya untuk melepaskan diri dari kungkungan pembelajaran konvensional yang memaksa anak untuk mengikuti pembelajaran yang tidak menarik, dan membosankan.
Kondisi sekolah, senantiasa dituntut untuk terus-menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sehingga sekolah yang tetap berkutat pada instruksional kurikulum hanya akan membuat peserta didik gagap melihat realitas yang mengepungnya.
Pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia pendidikan (persekolahan) sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya secara optimal, dan nantinya mampu berinteraksi ke tangah-tengah masyarakatnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu untuk memiliki teknologi penunjang sehingga bisa menjadikannya sebagai media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan mampu mengembangkan kecakapan personal secara optimal, baik kecakapan, kognitif, afektif, psikomotrik, emosional dan spiritualnya.
1.2 Identifikasi
Tidak adanya motivasi mengakibatkan munculnya kebosanan akibat pembelajaran yang saat ini terkesan monoton. Sehingga tercipta metode belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan adanya ruang multimedia yang digunakan sebagai fasilitas pembelajaran, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan rendahnya motivasi dan terbatasnya fasilitas dapat mengakibatkan lambannya peningkatan mutu pendidikan.
1.3 Rumusan masalah
Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam bidang studi atau keterampilan tertentu. Pengetahuan itu bisa diperoleh dengan berbagai cara, namun apapun cara yang dilakukan oleh guru atau pembimbing tidak lain hanyalah untuk "membelajarkan siswa" baik di dalam maupun di luar kelas. Guru perlu cara yang mampu menggugah motivasi siswa untuk belajar, karena guru dewasa ini bukanlah satu-satunya objek pembelajaran, namun perannya lebih besar sebagai mediator transfer ilmu. Berkaca dari realita yang ada di masyarakat umum, sebagian anak perlu diperintah untuk belajar dan lebih suka menonton televisi. Jawabannya karena motivasi. Penyajian materi yang disajikan melalui televisi lebih menarik daripada penyajian materi di dalam kelas oleh guru. Penggunaan ruang multimedia merupakan pilihan yang sangat populer saat ini sebagai wujud implementasi e-learning. Guru menggunakan fasilitas komputer/laptop dan LCD sebagai alat bantu untuk melaksanakan pembelajaran dan menyampaikan materi di kelas. Materi disusun dalam format presentasi atau menggunakan pemutaran video yang berkaitan dengan materi.
Perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi telah memberikan pergeseran dalam pembelajaran, misalnya interaksi guru dan siswa tidak harus dilaksanakan dengan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media yang tersedia dalam laboratorium multimedia. Perubahan demi perubahan, khususnya dalam bidang teknologi informasi telah mengantarkan manusia memasuki era digital.
Ruang multimedia yang dimaksudkan oleh penulis adalah ruangan yang didalamnya terdapat beberapa komputer yang cukup representatif untuk seluruh siswa dalam satu kelas dan sudah disetting dengan LAN (Lokal Area Network), LCD untuk menayangkan presentasi guru, headphone di tiap komputer untuk mendengarkan suara guru dari komputer induk (server), mikrophone dan sound sistem yang berfungsi sebagai pengeras suara sehingga dapat terdengar oleh seluruh siswa dalam kelas, sambungan internet, printer dan AC (Air Conditioning) jika memungkinkan. Untuk ini memang dibutuhkan investasi awal yang cukup besar baik dari penyediaan sarana komputer/laptop, LCD, headphone dan lain-lain, beban operasional yang semakin besar serta biaya perawatan yang juga mahal. Selain itu dibutuhkan kemauan serta kemampuan dari para tenaga pendidikan untuk melakukan renovasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang berbasis ICT (Information Cmunication Technologi) juga siswa sebagai subjek pembelajar yang mampu/terampil menggunakan sarana yang tersedia. Ruang multimedia dapat digunakan untuk semua bidang studi baik untuk menyampaikan materi melalui audio-visual (layar LCD), audio saja (headphone) yang biasanya digunakan untuk program bahasa, menyampaikan tugas/ulangan kepada siswa. Mengakses materi pelajaran melalui internet atau chating dengan siswa lain di dalam ruangan itu yang tentunya lebih menarik bagi siswa dan lebih memudahkan bagi guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
1.4 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat penulis ditujukan untuk :
1. Memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology)
3. Memberikan pilihan metode baru bagi pengajar dalam menyampaikan materi.
sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-bahasa-indonesia-untuk.html
Perkembangan teknologi informasi telah menjadi pemicu terhadap upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah. Upaya untuk melepaskan diri dari kungkungan pembelajaran konvensional yang memaksa anak untuk mengikuti pembelajaran yang tidak menarik, dan membosankan.
Kondisi sekolah, senantiasa dituntut untuk terus-menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sehingga sekolah yang tetap berkutat pada instruksional kurikulum hanya akan membuat peserta didik gagap melihat realitas yang mengepungnya.
Pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia pendidikan (persekolahan) sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya secara optimal, dan nantinya mampu berinteraksi ke tangah-tengah masyarakatnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu untuk memiliki teknologi penunjang sehingga bisa menjadikannya sebagai media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan mampu mengembangkan kecakapan personal secara optimal, baik kecakapan, kognitif, afektif, psikomotrik, emosional dan spiritualnya.
1.2 Identifikasi
Tidak adanya motivasi mengakibatkan munculnya kebosanan akibat pembelajaran yang saat ini terkesan monoton. Sehingga tercipta metode belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan adanya ruang multimedia yang digunakan sebagai fasilitas pembelajaran, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan rendahnya motivasi dan terbatasnya fasilitas dapat mengakibatkan lambannya peningkatan mutu pendidikan.
1.3 Rumusan masalah
Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam bidang studi atau keterampilan tertentu. Pengetahuan itu bisa diperoleh dengan berbagai cara, namun apapun cara yang dilakukan oleh guru atau pembimbing tidak lain hanyalah untuk "membelajarkan siswa" baik di dalam maupun di luar kelas. Guru perlu cara yang mampu menggugah motivasi siswa untuk belajar, karena guru dewasa ini bukanlah satu-satunya objek pembelajaran, namun perannya lebih besar sebagai mediator transfer ilmu. Berkaca dari realita yang ada di masyarakat umum, sebagian anak perlu diperintah untuk belajar dan lebih suka menonton televisi. Jawabannya karena motivasi. Penyajian materi yang disajikan melalui televisi lebih menarik daripada penyajian materi di dalam kelas oleh guru. Penggunaan ruang multimedia merupakan pilihan yang sangat populer saat ini sebagai wujud implementasi e-learning. Guru menggunakan fasilitas komputer/laptop dan LCD sebagai alat bantu untuk melaksanakan pembelajaran dan menyampaikan materi di kelas. Materi disusun dalam format presentasi atau menggunakan pemutaran video yang berkaitan dengan materi.
Perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi telah memberikan pergeseran dalam pembelajaran, misalnya interaksi guru dan siswa tidak harus dilaksanakan dengan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media yang tersedia dalam laboratorium multimedia. Perubahan demi perubahan, khususnya dalam bidang teknologi informasi telah mengantarkan manusia memasuki era digital.
Ruang multimedia yang dimaksudkan oleh penulis adalah ruangan yang didalamnya terdapat beberapa komputer yang cukup representatif untuk seluruh siswa dalam satu kelas dan sudah disetting dengan LAN (Lokal Area Network), LCD untuk menayangkan presentasi guru, headphone di tiap komputer untuk mendengarkan suara guru dari komputer induk (server), mikrophone dan sound sistem yang berfungsi sebagai pengeras suara sehingga dapat terdengar oleh seluruh siswa dalam kelas, sambungan internet, printer dan AC (Air Conditioning) jika memungkinkan. Untuk ini memang dibutuhkan investasi awal yang cukup besar baik dari penyediaan sarana komputer/laptop, LCD, headphone dan lain-lain, beban operasional yang semakin besar serta biaya perawatan yang juga mahal. Selain itu dibutuhkan kemauan serta kemampuan dari para tenaga pendidikan untuk melakukan renovasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang berbasis ICT (Information Cmunication Technologi) juga siswa sebagai subjek pembelajar yang mampu/terampil menggunakan sarana yang tersedia. Ruang multimedia dapat digunakan untuk semua bidang studi baik untuk menyampaikan materi melalui audio-visual (layar LCD), audio saja (headphone) yang biasanya digunakan untuk program bahasa, menyampaikan tugas/ulangan kepada siswa. Mengakses materi pelajaran melalui internet atau chating dengan siswa lain di dalam ruangan itu yang tentunya lebih menarik bagi siswa dan lebih memudahkan bagi guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
1.4 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat penulis ditujukan untuk :
1. Memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology)
3. Memberikan pilihan metode baru bagi pengajar dalam menyampaikan materi.
sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-bahasa-indonesia-untuk.html
Contoh Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. Rudyanto. (2011), Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL, Andi, Yogyakarta.
Darsono, agustinus. ( 2011 ), Hotel Front Office, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Febrian. Jack (2007)Kamus Komputer & Teknologi Informasi.Informatika. Informatika, Bandung
Hanif Al Fatta.(2007) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
Jogiyanto. (2007) Komponen sistem informasi, Andi, Yogyakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid II
Kristanto. Andri (2008) Perancangan Sistem Informasi, Andi,Yogyakarta
Kusrini. dan Koniyo Andri.(2007)Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server. Andi,Yogyakarta
MADCOMS, (2011),Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP-MySQL, Andi, Yogyakarta.
Sigit W., Aloysius (2011),Website Super Canggih denagn Plugin jQuery Terbaik,. Cet. I, Mediakita, Jakarta.
SK. Menteri Perhubungan No.PM.10/Pw.301/Phb.77
Sutanta, Edhy. (2011),Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual, Andi, Yogyakarta.
Zulkifli AM. (2009), Sistem Informasi Manajemen, Andi, Bandung
sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-daftar-pustaka-makalah.html
Arief, M. Rudyanto. (2011), Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL, Andi, Yogyakarta.
Darsono, agustinus. ( 2011 ), Hotel Front Office, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Febrian. Jack (2007)Kamus Komputer & Teknologi Informasi.Informatika. Informatika, Bandung
Hanif Al Fatta.(2007) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
Jogiyanto. (2007) Komponen sistem informasi, Andi, Yogyakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid II
Kristanto. Andri (2008) Perancangan Sistem Informasi, Andi,Yogyakarta
Kusrini. dan Koniyo Andri.(2007)Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server. Andi,Yogyakarta
MADCOMS, (2011),Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP-MySQL, Andi, Yogyakarta.
Sigit W., Aloysius (2011),Website Super Canggih denagn Plugin jQuery Terbaik,. Cet. I, Mediakita, Jakarta.
SK. Menteri Perhubungan No.PM.10/Pw.301/Phb.77
Sutanta, Edhy. (2011),Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual, Andi, Yogyakarta.
Zulkifli AM. (2009), Sistem Informasi Manajemen, Andi, Bandung
sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-daftar-pustaka-makalah.html
Contoh Makalah Kesehatan dengan judul PERSIAPAN DALAM PERSALINAN
IX. DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. Rudyanto. (2011), Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL, Andi, Yogyakarta.
Darsono, agustinus. ( 2011 ), Hotel Front Office, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Febrian. Jack (2007)Kamus Komputer & Teknologi Informasi.Informatika. Informatika, Bandung
Hanif Al Fatta.(2007) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
Jogiyanto. (2007) Komponen sistem informasi, Andi, Yogyakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid II
Kristanto. Andri (2008) Perancangan Sistem Informasi, Andi,Yogyakarta
Kusrini. dan Koniyo Andri.(2007)Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server. Andi,Yogyakarta
MADCOMS, (2011),Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP-MySQL, Andi, Yogyakarta.
Sigit W., Aloysius (2011),Website Super Canggih denagn Plugin jQuery Terbaik,. Cet. I, Mediakita, Jakarta.
SK. Menteri Perhubungan No.PM.10/Pw.301/Phb.77
Sutanta, Edhy. (2011),Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual, Andi, Yogyakarta.
Zulkifli AM. (2009), Sistem Informasi Manajemen, Andi, Bandung
sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-daftar-pustaka-makalah.html
Arief, M. Rudyanto. (2011), Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL, Andi, Yogyakarta.
Darsono, agustinus. ( 2011 ), Hotel Front Office, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Febrian. Jack (2007)Kamus Komputer & Teknologi Informasi.Informatika. Informatika, Bandung
Hanif Al Fatta.(2007) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
Jogiyanto. (2007) Komponen sistem informasi, Andi, Yogyakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid II
Kristanto. Andri (2008) Perancangan Sistem Informasi, Andi,Yogyakarta
Kusrini. dan Koniyo Andri.(2007)Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server. Andi,Yogyakarta
MADCOMS, (2011),Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP-MySQL, Andi, Yogyakarta.
Sigit W., Aloysius (2011),Website Super Canggih denagn Plugin jQuery Terbaik,. Cet. I, Mediakita, Jakarta.
SK. Menteri Perhubungan No.PM.10/Pw.301/Phb.77
Sutanta, Edhy. (2011),Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual, Andi, Yogyakarta.
Zulkifli AM. (2009), Sistem Informasi Manajemen, Andi, Bandung
sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-daftar-pustaka-makalah.html
Contoh Makalah Kesehatan dengan judul PERSIAPAN DALAM PERSALINAN
Ini adalah contoh makalah kesehatan yang berjudul persiapan dalam
persalinan, makalah kesehatan tentang persiapan dalam persalinan ini
bisa diambil gratis untuk kamu yang sedang mencari referensi untuk
belajar. contoh makalah kesehatan
A. latar belakang Kehamilan dan persalinan adalah proses yang normal,
tapi tidak menutup kemungkinan akan adanya berbagai persoalan. Oleh
karena itu, dibutuhkan pemantauan kesejahteraan janin, serta persiapan
persalinan dan kelahiran yang matang Orang-orang di sekitarnya seperti
bidan dan terutama keluarga harus turut serta menjaga kesejahteraannya.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum Agar mahasiswa lebih memahami tentang persiapan
persalinan dan kelahiran. b.Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui dan
memahami tentang pengertian persiapan persalinan dan kelahiran 2) Untuk
mengetahui dan memahami tentang komponen penting dalam rencana
persalinan 3) Untuk mengetahui dan memahami tentang Persiapan ibu akan
bersalin contoh makalah kesehatan
C. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana menghadapi persiapan persalinan dan
kelahiran bayi? b. Apakah komponen penting dalam rencana persalinan? c.
Apakah yang harus dipersiapkan ibu akan bersalin?
baca selengkapnya di sumber :http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-kesehatan-per
siapan.html
persalinan, makalah kesehatan tentang persiapan dalam persalinan ini
bisa diambil gratis untuk kamu yang sedang mencari referensi untuk
belajar. contoh makalah kesehatan
A. latar belakang Kehamilan dan persalinan adalah proses yang normal,
tapi tidak menutup kemungkinan akan adanya berbagai persoalan. Oleh
karena itu, dibutuhkan pemantauan kesejahteraan janin, serta persiapan
persalinan dan kelahiran yang matang Orang-orang di sekitarnya seperti
bidan dan terutama keluarga harus turut serta menjaga kesejahteraannya.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum Agar mahasiswa lebih memahami tentang persiapan
persalinan dan kelahiran. b.Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui dan
memahami tentang pengertian persiapan persalinan dan kelahiran 2) Untuk
mengetahui dan memahami tentang komponen penting dalam rencana
persalinan 3) Untuk mengetahui dan memahami tentang Persiapan ibu akan
bersalin contoh makalah kesehatan
C. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana menghadapi persiapan persalinan dan
kelahiran bayi? b. Apakah komponen penting dalam rencana persalinan? c.
Apakah yang harus dipersiapkan ibu akan bersalin?
baca selengkapnya di sumber :http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-kesehatan-per
siapan.html
Contoh Pendahuluan Makalah
Kebijakan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2005) yang dituang-kan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indo-nesia menggariskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara tematik dan integratif (terpadu) dengan memfokuskan pada aspek keterampilan berbahasa (kompetensi komunikatif, Savignon, 1983). Pembelajaran bahasa Indonesia seperti itu sebenarnya sudah dikenal sejak diberlakukannya Kurikulum 1994. Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi komunikatif, yakni kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Terkait dengan kurikulum yang berlaku sekarang, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), tuntutan terhadap kompetensi komunikatif tersebut tidaklah menimbulkan permasalahan, mengingat sejak dulu kurikulum bahasa Indonesia sudah berorientasi pada kompetensi.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan secara tematik, artinya bahwa tiap kegiatan berbahasa pastilah berpangkal pada tema tertentu. Implikasinya, secara operasional suatu sajian pembelajaran bahasa Indonesia di dalam suatu pertemuan haruslah menggunakan suatu tema tertentu. Misalnya, jika dalam suatu pertemuan dipilih tema teknologi, diskusinya tentang teknologi, begitu pula kosakatanya,
<a href="http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-pendahuluan-makalah.html">Baca selengkapnya</a>
[category Contoh]
[tags contoh makalah, contoh pendahuluan makalah, pendahuluan makalah]
Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan secara tematik, artinya bahwa tiap kegiatan berbahasa pastilah berpangkal pada tema tertentu. Implikasinya, secara operasional suatu sajian pembelajaran bahasa Indonesia di dalam suatu pertemuan haruslah menggunakan suatu tema tertentu. Misalnya, jika dalam suatu pertemuan dipilih tema teknologi, diskusinya tentang teknologi, begitu pula kosakatanya,
<a href="http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-pendahuluan-makalah.html">Baca selengkapnya</a>
[category Contoh]
[tags contoh makalah, contoh pendahuluan makalah, pendahuluan makalah]
Sabtu, 23 Februari 2013
Teori Sosiologi Makro : Teori Konflik
Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses
penyesuaian nilai-nilai
yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang
menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan
sarana- sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat.
Kata Konflik berasal dari kata
conflict yang berarti saling benturan, arti kata ini menunjuk pada semua bentuk
benturan, tabrakan, ketidakserasian, ketidaksesuaian, pertentangan,
perkelahian, interaksi antagonis (Kartini Kartono, 1991:213) konflik semacam
ini yang negatif. Konflik yang positif bisa diartikan : pometasi, berlomba,
fastabihul khoirot/berlomba dalam kebaikan. Pada dasarnya teori konflik
berasumsi bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk berkompetisi, bersaing,
berlomba, berbeda dengan orang lain.
Berdasarkan manfaatnya
konflik dapat dikelompokkan ke dalam konflik fungsional dan konflik
disfungsional (Gibson, 1996). Menurutnya bahwa konflik fungsional adalah
konfrontasi diantara kelompok yang menambah keuntungan kerja. Konflik
disfungsional adalah konfrontasi atau pertentangan antar kelompok yang merusak,
merugikan, dan menghalangi pencapaian tujuan organisasi. Sehubungan dengan itu
setiap organisasi harus mampu menangani dan mengelolan serta mengurangi konflik
agar memberikan dampak positif dan meningkatkan prestasi, karena konflik
yang tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan prestasi dan kinerja
organisasi.
·
Asumsi Dasar
Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural
fungsional. Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar
dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori
konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori
struktural fungsional.
Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang
masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx tidak mendefinisikan kelas secara
panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada abad ke- 19 di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas
pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar.
Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, kaumborjuis melakukan
eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan
selama kesadaran semu eksis (false
consiousness) dalam diri proletar,
yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa adanya tetap terjaga.
Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong
terbentuknya gerakan sosial besar,
yaitu revolusi. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum
proletar telah sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka.[3]
beberapa asumsi
dasar dari teori konflik ini. Teori konflik merupakan antitesis dari teori struktural
fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik
melihat pertikaian dan konflik dalam sistem
sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan
selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti
pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan. Kemudian teori
konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori konflik juga
membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda
ini menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan antara superordinasi
dan subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan.
Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar
terciptanya perubahan sosial. Ketika struktural fungsional
mengatakan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat itu selalu terjadi pada
titik ekulibrium, teori konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena
adanya konflik-konflik kepentingan. Namun pada suatu titik tertentu, masyarakat
mampu mencapai sebuah kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga
terciptalah suatu konsensus.
Menurut teori konflik, masyarakat disatukan dengan
“paksaan”. Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena
adanya paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya
dengan dominasi, koersi, dan power. Terdapat dua tokoh sosiologi modern yang berorientasi
serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik, yaitu Lewis
A. Coser dan Ralf
Dahrendorf.
· Teori Konflik Menurut Lewis A. Coser
Sejarah Awal
Selama lebih dari dua puluh tahun Lewis A. Coser tetap
terikat pada model sosiologi dengan tertumpu kepada struktur
sosial. Pada saat yang sama dia menunjukkan bahwa model tersebut
selalu mengabaikan studi tentang konflik sosial.
Berbeda dengan beberapa ahli sosiologiyang menegaskan eksistensi dua
perspektif yang berbeda (teori fungsionalis dan teori konflik), coser
mengungkapkan komitmennya pada kemungkinan menyatukan kedua pendekatan
tersebut.
Akan tetapi para ahli sosiologi kontemporer
sering mengacuhkan analisa konflik sosial, mereka melihatnya konflik sebagai
penyakit bagi kelompok sosial.
Coser memilih untuk menunjukkan berbagai sumbangan konflik yang secara potensial
positif yaitu membentuk serta mempertahankan struktur suatu kelompok tertentu.
Coser mengembangkan perspektif konflik karya ahli sosiologi Jerman George
Simmel.
Seperti halnya Simmel, Coser tidak mencoba menghasilkan
teori menyeluruh yang mencakup seluruh fenomena
sosial. Karena ia yakin bahwa setiap usaha untuk menghasilkan suatu
teori sosial menyeluruh yang mencakup seluruh fenomena sosial adalah premature
(sesuatu yang sia- sia). Memang Simmel tidak pernah menghasilkan risalat
sebesar Emile Durkheim, Max Weber atau
Karl Marx. Namun, Simmel mempertahankan pendapatnya bahwa sosiologi bekerja
untuk menyempurnakan dan mengembangkan bentuk- bentuk atau konsep- konsep
sosiologi di mana isi dunia empiris dapat ditempatkan. Penjelasan tentang teori knflik Simmel
sebagai berikut:
§ Simmel memandang pertikaian sebagai gejala yang tidak
mungkin dihindari dalam masyarakat. Struktur sosial dilihatnya sebagai
gejala yang mencakup pelbagai proses asosiatif dan disosiatif yang tidak mungkin terpisah- pisahkan,
namun dapat dibedakan dalam analisa.[4]
§ Menurut Simmel konflik tunduk pada perubahan. Coser
mengembangkan proposisi dan memperluas konsep Simmel tersebut dalam
menggambarkan kondisi- kondisi di mana konflik secara positif membantu struktur
sosial dan bila
terjadi secara negatif akan memperlemah kerangka masyarakat.[4]
Inti Pemikiran
Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental
dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat
menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat
memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke
dalam dunia sosial sekelilingnya.
fungsi positif
konflik tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi suatu kelompok yang sedang
mengalami konflik dengan kelompok lain. Misalnya, pengesahan pemisahan gereja kaum
tradisional (yang memepertahankan praktik- praktik ajaran katolik pra- Konsili
Vatican II) dan gereja Anglo- Katolik (yang berpisah dengan gereja Episcopal
mengenai masalah pentahbisan wanita).
Perang yang terjadi bertahun- tahun yang terjadi di Timur Tengah telah
memperkuat identitas kelompok Negara Arab dan Israel.
Coser melihat katup
penyelamat berfungsi
sebagai jalan ke luar yang meredakan permusuhan, yang tanpa itu hubungan-
hubungan di antara pihak-pihak yang bertentangan akan semakin menajam. [5]Katup Penyelamat (savety-value) ialah
salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok
dari kemungkinan konflik sosial. [5] Katup
penyelamat merupakan sebuah institusi pengungkapan
rasa tidak puas atas sebuah sistem atau
struktur.
Contoh: Badan Perwakilan Mahasiswa atau panitia
kesejahteraan Dosen. Lembaga tersebut membuat kegerahan yang berasal dari
situasi konflik tersalur tanpa menghancurkan sistem tersebut.
|
Menurut Coser konflik dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Konflik Realistis,
berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan- tuntutan khusus yang terjadi dalam
hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan, dan yang
ditujukan pada obyek yang dianggap mengecewakan. Contohnya para karyawan yang
mogok kerja agar tuntutan mereka berupa kenaikan upah atau gaji dinaikkan.
2.
Konflik Non-
Realistis, konflik yang bukan berasal dari tujuan- tujuan saingan yang
antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari
salah satu pihak. Coser menjelaskan dalam masyarakat yang buta huruf pembasan
dendam biasanya melalui ilmu gaib seperti teluh, santet dan lain- lain.
Sebagaimana halnya masyarakat maju melakukan pengkambing hitaman sebagai
pengganti ketidakmampuan melawan kelompok yang seharusnya menjadi lawan mereka.
Menurut Coser terdapat suatu kemungkinan seseorang terlibat
dalam konflik realistis tanpa sikap permusuhan atau agresi.
Contoh: Dua pengacara yang selama masih menjadi mahasiswa
berteman erat. Kemudian setelah lulus dan menjadi pengacara dihadapkan pada
suatu masalah yang menuntut mereka untuk saling berhadapan di meja hijau.
Masing- masing secara agresif dan teliti melindungi kepentingan kliennya,
tetapi setelah meniggalkan persidangan mereka melupakan perbedaan dan pergi
ke restoran untuk membicarakan masa lalu.
|
Akan tetapi apabila konflik berkembang dalam hubungan-
hubungan yang intim, maka pemisahan (antara konflik realistis dan
non-realistis) akan lebih sulit untuk dipertahankan. Coser mennyatakan bahwa,
semakin dekat suatu hubungan semakin besar rasa kasih saying yang sudah
tertanam, sehingga semakin besar juga kecenderungan untuk menekan ketimbang
mengungkapkan rasa permusuhan. Sedang pada hubungan- hubungan sekunder, seperti
misalnya dengan rekan bisnis, rasa permusuhan dapat relatif bebas diungkapkan. Hal ini tidak selalu bisa terjadi
dalam hubungan- hubungan primer dimana keterlibatan total para partisipan
membuat pengungkapan perasaan yang demikian merupakan bahaya bagi hubungan
tersebut. Apabila konflik tersebut benar- benar melampaui batas sehingga
menyebabkan ledakan yang membahayakan hubungan tersebut.
Contoh: Seperti konflik antara suami dan istri, serta
konflik sepasang kekasih.
|
Coser mengutip
hasil pengamatan Simmel yang meredakan ketegangan yang terjadi dalam suatu
kelompok. Dia menjelaskan bukti
yang berasal dari hasil pengamatan terhadap masyarakat Yahudi bahwa
peningkatan konflik kelompok dapat dihubungkan dengan peningkatan interaksi
dengan masyarakat secara keseluruhan.
Bila konflik dalam kelompok tidak ada, berarti menunjukkan lemahnya integrasi kelompok tersebut
dengan masyarakat. Dalam struktur besar atau kecil
konflik in-group merupakan indikator adanya suatu
hubungan yang sehat. Coser
sangat menentang para ahli sosiologi yang
selalu melihat konflik hanya dalam pandangan negatif saja. Perbedaan merupakan
peristiwa normal yang sebenarnya dapat memperkuat struktur sosial. Dengan demikian Coser menolak
pandangan bahwa ketiadaan konflik sebagai indikator dari kekuatan dan
kestabilan suatu hubungan.
Teori Konflik Menurut Ralf Dahrendorf
Sejarah Awal
Bukan hanya Coser saja yang tidak puas dengan pengabaian
konflik dalam pembentukan teori sosiologi.segera setelah penampilan karya Coser, seorang ahli sosiologi Jerman bernama
Ralf Dahrendorf menyadur teori kelas dan konflik kelasnya ke dalam bahasa inggris yang
sebelumnya berbahasa Jerman agar
lebih mudah difahami oleh sosiolog Amerika yang
tidak faham bahasa Jerman saat kunjungan singkatnya ke Amerika Serikat (1957- 1958). Dahrendorf tidak menggunakan teori
Simmel melainkan membangun teorinya dengan separuh penerimaan, separuh
penolakan, serta memodifikasi teori sosiologi Karl Marx. Seperti
halnya Coser, Ralf Dahrendorf mula- mula melihat teori konflik sebagai teori
parsial, mengenggap teori tersebut merupakan perspektif yang dapat dipakai
untuk menganalisa fenomena sosial.
Ralf Dahrendorf menganggap masyarakat bersisi ganda, memiliki sisi konflik dan
sisi kerja sama.
Inti Pemikiran
Teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan separuh penerimaan,
separuh penolakan, serta modifikasi teori sosiologi Karl Marx. Karl Marx berpendapat bahwa pemilikan
dan Kontrol sarana- sarana berada dalam satu individu- individu yang sama.
Menurut Dahrendorf tidak selalu pemilik sarana- sarana juga
bertugas sebagai pengontrol apalagi pada abad kesembilan belas. Bentuk
penolakan tersebut ia tunjukkan dengan memaparkan perubahan yang terjadi di
masyarakat industri semenjak
abad kesembilan belas. Diantaranya:
§ Dekomposisi modal
Menurut
Dahrendorf timbulnya korporasi- korporasi dengan saham yang dimiliki oleh orang
banyak, dimana tak seorangpun memiliki kontrol penuh merupakan contoh dari
dekomposisi modal. Dekomposisi tenaga.
§ Dekomposisi Tenaga
kerja
Di abad
spesialisasi sekarang ini mungkin sekali seorang atau beberapa orang
mengendalikan perusahaan yang bukan miliknya, seperti halnya seseorang atau
beberapa orang yang mempunyai perusahaan tapi tidak mengendalikanya. Karena
zaman ini adalah zaman keahlian dan spesialisasi, manajemen perusahaan dapat
menyewa pegawai- pegawai untuk memimpin perusahaanya agar berkembang dengan
baik.
§ Timbulnya kelas menengah baru
Pada
akhir abad kesembilan belas, lahir kelas pekerja dengan susunan yang jelas, di
mana para buruh terampil berada di jenjang atas sedang buruh biasa berada di
bawah.
Penerimaan Dahrendorf pada teori konflik Karl Marx adalah
ide mengenai pertentangan kelas sebagai satu bentuk konflik dan sebagai sumber perubahan sosial. Kemudian dimodifikasi oleh
berdasarkan perkembangan yang terjadi akhir- akhir ini. Dahrendorf mengatakan
bahwa ada dasar baru bagi pembentukan kelas, sebagai pengganti konsepsi
pemilikan sarana produksi sebagai dasar perbedaan kelas itu. Menurut Dahrendorf
hubungan- hubungan kekuasaan yang menyangkut bawahan dan atasan menyediakan
unsur bagi kelahiran kelas.
Dahrendorf mengakui terdapat perbedaan di antara mereka
yang memiliki sedikit dan banyak kekuasaan. Perbedaan dominasi itu dapat terjadi
secara drastis. Tetapi pada dasarnya tetap terdapat dua kelas sosial yaitu,
mereka yang berkuasa dan yang dikuasai.
Dalam analisanya Dahrendorf menganggap bahwa secara empiris, pertentangan
kelompok mungkin paling mudah di analisa bila dilihat sebagai pertentangan
mengenai ligitimasi hubungan- hubungan kekuasaan. Dalam setiap asosiasi, kepentingan
kelompok penguasa merupakan nilai- nilai yang merupakan ideologi keabsahan
kekuasannya, sementara kepentingan- kepentingan kelompok bawah melahirkan
ancaman bagi ideologi ini
serta hubungan- hubungan sosial yang terkandung di dalamnya.
Contoh: Kasus kelompok minoritas yang pada tahun 1960-an
kesadarannya telah memuncak, antara lain termasuk kelompok- kelompok kulit
hitam, wanita, suku Indian dan Chicanos.
Kelompok wanita sebelum tahun 1960-an merupakan kelompok semu yang ditolak
oleh kekuasan di sebagian besar struktur sosial di mana mereka
berpartisipasi. Pada pertengahan tahun 1960-an muncul kesadaran kaum wanita
untuk menyamakan derajatnya dengan kaum laki- laki.
|
Label:
artikel bahasa indonesia,
artikel sosiologi,
artikel sumber belajar,
makalah bahasa indonesia,
pengertian sumber belajar,
sumber belajar,
teori konflik,
teori sosiologi makro
Langganan:
Postingan (Atom)